Rabu, 20 Maret 2013

DEMAM DAN MUHASABAH


DEMAM DAN MUHASABAH

Apabila kita demam,tenangkanlah hatimu karena hati yang tenang akan mempercepatkan kesembuhan dengan Izin Allah. Dialah Allah yang menjadikan sakit dan sedikit kesulitan dalam hidup untuk disempurnakan ganjaran di akhirat nanti. Dialah Allah yang selalu mendengar rintihan hamba-hambanya ketika menahan sakit kecil maupun besar. Dialah Allah yang tidak pernah meninggalkan manusia ketika ditimpa kesusahan. Maha Suci Dia yang ujud dalam setiap nafasmu dan semua penciptaannya.
Takala tubuh menjadi lemah jangan dibiarkan hati dan fikiran juga turut lemah.Mata dan telinga miskipun tidak dapat menangkap dari rupa benda dan bunyi tetapi hati tetap terus menerus memuji illahi. Kita bukan hanya bersyukur pada benda yang ada tetapi tetap bersabar takala tiada.
Demam menjadi pembakar pada racun dan dosa dan jalan mana yang kita sendiri mungkin tidak terduga. Hari-hari yang kita lalui terlalu banyak SALAH perkataan,tindakan yang telah dilakukan. Semuanya kita lakukan dengan sesumpurna mungkin tetapi mungkin ada lagi yang tersalah tafsir dan bahasa maka semestinya kita mengharap keampunan yang sempurna dari Allah. Setiap saat kita coba menjadi manusia terbaik dalam pandangan Allah ,namun sudah tentu tidak akan dapat memuaskan hati manusia semuanya. Kepada Allahlah kembali segala urusan.
         Tiada seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, kecuali Allah mencatat baginya kebaikan dan menghapus darinya dosa. (HR. Bukhari)
         Tiada seorang mukmin ditimpa rasa sakit, kelelahan (kepayahan), diserang penyakit atau kesedihan (kesusahan) sampai pun duri yang menusuk (tubuhnya) kecuali dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya. (HR. Bukhari)
         Seorang hamba memiliki suatu derajat di surga. Ketika dia tidak dapat mencapainya dengan amal-amal kebaikannya maka Allah menguji dan mencobanya agar dia mencapai derajat itu. (HR. Ath-Thabrani)
         Apabila Allah menyenangi hamba maka dia diuji agar Allah mendengar permohonannya (kerendahan dirinya). (HR. Al-Baihaqi)
 
         Allah menguji hambaNya dengan menimpakan musibah sebagaimana seorang menguji kemurnian emas dengan api (pembakaran). Ada yang ke luar emas murni. Itulah yang dilindungi Allah dari keragu-raguan. Ada juga yang kurang dari itu (mutunya) dan itulah yang selalu ragu. Ada yang ke luar seperti emas hitam dan itu yang memang ditimpa fitnah (musibah). (HR. Ath-Thabrani)
         Barangsiapa diuji lalu bersabar, diberi lalu bersyukur, dizalimi lalu memaafkan dan menzalimi lalu beristighfar maka bagi mereka keselamatan dan mereka tergolong orang-orang yang memperoleh hidayah. (HR. Al-Baihaqi)
Jika tubuhmu masih demam,teruskan muhasabah sehingga sampai renunganmu bahwa sakit itu merupakan bunga kasih dari tuhan. Jika engkau ditakdirkan sembuh ,teruskanlah kebaktianmu sampai nafas tidak bisa dihela lagi. Jika engkau di beri sakit yang panjang ,nikmatilah sebuah suratan tuhan padamu tanpa keluh kesah karena Allah tidak pernah meninggalkanmu sedetik pun dan Allah mengangkat darjatmu dengan kesusahan pada tubuhmu itu. Berbahagialah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar